Ketua Apindo Batam Angkat Bicara : Terkait Lesunya Perekonomian Di Batam

Bentang Khatulistiwa News

Sabtu,9/6/2018.
Batam,Sumatera.

Lesunya perekonomian di Kota Batam semakin menghawatirkan. Terbukti, belakangan banyak perusahaan yang tiba-tiba hengkang dan meninggalkan Kota Batam.

Salah satunya perusahaan moulding yang bernama PT Hantong Precision Manufacturing yang mendadak hengkang dan menghilang meninggalkan aset dan karyawan.

Perusahaan ini terletak di Komplek Citra Buana Centre Park Lot 2, Jalan Yos Sudarso, Kampung Seraya, Batu Ampar, Kp. Seraya, Batu Ampar, Kota Batam, Kepulauan Riau

Ketua Apindo Kepri Ir.Cahya menduga perusahaan tersebut hengkang untuk menghindari THR dan pesangon.

Menurut Cahya, selama tahun 2018 hengkangnya perusahaan di Batam kerap terjadi. Datanya yang terhimpun selama 2018 mencapai 29 perusahaan hengkang.

Cahya mengatakan, “Satu persatu angkat kaki dari Batam. Penyebab utamanya ada dua. Pertama karena upah yang sudah terlalu tinggi, dan kedua adalah masalah perburuhan yang sering terjadi”. Ungkapnya.

“Masalah ini cukup serius dan perlu perhatian khusus. Kalau yang sudah berinvestasi di sini aja kita tidak bisa pertahankan, bagaimana kita mau mengajak yang baru masuk”. ujar Cahya.

Masalah tersebut menimpa perusahaan seperti PT Foster, PT Tai Cheng, PT Hantong.  Foster relokasi ke Vietnam karena permasalah upah di Batam yang tinggi.

Cahya menambahkan, “Tai Cheng lagi digoyang demo, dan Hantong malah kabur diam-diam. Apindo mendapat informasi, masih banyak perusahaan di Batam yang bermasalah. Mereka tak mampu membayar gaji sesuai Upah Minimun Kota (UMK)”.

“Mereka hanya mampu bayar sekitar Rp 2,5 – 2,8  juta. Lalu mau diapain?. Semuanya pengusaha lokal, mereka paham hal ini melanggar hukum ketenagakerjaan. “Tapi harus bagaimana? Mereka mau dimatiin, pengangguran pasti akan bertambah lagi”.

“Pikirkan mereka (para pencari kerja) yang masih lagi menganggur dan butuh pekerjaan, pikirkan majikan-majikan yang harus bertahan beroperasi demi karyawan-karyawannya, pikirkan bagaimana menarik investor-investor yang berbasis padat karya agar bisa menyiapkan lapangan kerja yang luas”.

Selain itu, kata Cahya, para pimpinan serikat pekerja harusnya ikut memikirkan nasib teman-temannya yang masih jadi pengangguran.

“Jangan hanya melihat satu sudut bahwa gaji tidak cukup terus. Kemudian mengambil langkah-langkah yang justru semakin membuat temannya jadi pengangguran”. Ungkapnya.

Ia pun mengajak, serikat buruh, pengusaha, serikat pekerja, dan pemerintah daerah menciptakan iklim yg kondusif untuk para pengusaha, para investor sehingga bisa menciptakan lapangan kerja yang luas.(JJO)