Ada Situs Melik Sumberejo Banyuputih Situbondo???



Situs melik Desa Sumberejo Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo, perlu dijaga dan dilestarikan, munculnya batu bata berukuran besar, dan batu padas berukuran lebar 25 Cm panjang 80 Cm dengan tebal 15 Cm, muncul akibat galian pasir, disenyalir Punden Berundak.

Punden Berundak adalah salah satu hasil budaya Indonesia pada zaman megalitik (megalitikum) atau zaman batu besar. Punden berundak merupakan bangunan yang tersusun bertingkat dan berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.

Punden Berundak pada zaman megalitik selalu bertingkat tiga yang mempunyai makna tersendiri. Tingkat pertama melambangkan kehidupan saat masih dikandungan ibu, tingkat kedua melambangkan kehidupan didunia dan tingkat ketiga melambangkan kehidupan setelah meninggal.

Sebagai budaya asli buatan nenek moyang Indonesia, punden berundak tetap dipertahankan keberadaanya oleh nenek moyang kita. Meskipun saat agama Hindu-Budha datang membawa paham ke-Tuhanan yang berbeda, punden berundak masih tetap digunakan dalam pembangunan tempat ibadah berupa candi seperti Candi Borobudur. Hal inilah yang membuat candi-candi di Indonesia memilki ciri khas yang unik.

Dilokasi tersebut terdapat 9 ( sembilan ) batu padas disenyalir puing puing punden berundak dan Yoni yang masih berserakan dilokasi, rencananya akan dititipkan di Desa Sumberejo atau Kantor Kecamatan Banyuputih.

Selain itu, dibantaran sungai terdapat goa dengan bagunan bata merah berukuran besar, dengan kondisi nyaris hilang akibat banjir 8 Maret 2018 berapa minggu lalu. dari sejumlah temuan yang bermunculan dilokasi itu, mengundang perhatian FORPAMAKSI ( Forum Pemerhati Masyarakat Situbondo) untuk datang ke lokasi tersebut. Rabu 21 Maret 2018.

Masing masing Ketua FORPAMAKSI, DR. Djamaludin, bersama Penasehat Hukumnya Sajadi. S.H. dan H. Suwarto, S.H. serta Holif Sarjana Akrologi, Ibu Arifandi, serta Agus Ariyanto ketua rombongan sekaligus memandu ke lokasi situs, di Desa Sumberejo Kecamatan Banyuputih Situbondo.

Agus Ariyanto, merasa tergugah," dengan semangat bapak dan ibu yg tergabung dalam Lsm Forpamaksi yg notabene umur beliau yang sepuh sepuh yg sangat peduli dengan Cagar Budaya Situbondo yang kondisinya sangat Darurat dan Kurangnya perhatian dari sejumlah pihak, saya selaku generasi muda merasa sangat malu melihat tokoh" sesepuh kita turun lansung kelapangan," Ujar Agus Ariyanto.

Senada juga disampaikan DR. Jamaludin," Berangkat dari seminar nasional dengan tama "peran cagar budaya untuk pembagunan kepribadian bangsa dan penguatan identitas nasional.

Melihat  dengan kondisi seperti ini kami sangat prihatin sekali, seharusnya ada perhatian dari berbagai pihak agar situs tempat bangunan cagar budaya ini, yang jelas jelas peninggalan yang ada disini.

Dengan nilai nilai sejarahnya sangat tinggi sekali, bagi generasi selanjutnya agar mengetahui bahwa di wilayah kabupaten situbondo ada situs, yang saya pribadi sangat tertarik sekali untuk menindak lanjuti dan berkoordinsi dengan berbagai pihak, baik tingkat kabupaten propensi bahkan kalau mumungkinkan kalau levelnya nasional pada pemerintah pusat," Pungkasnya," ( BKNews/ tiek ).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengungkap Misteri Kerajaan Gaib Sungai Walanae Di Kabupaten Bone

Redaksi Bentang Khatulistiwa News

Warga BTN Bumi Cilellang Mas Kelurahan Toro Kabupaten Bone Dambakan Perbaikan Akses Jalan